Cukup Hati
Dari hati, aku yang merasakan indahnya sample raut wajah mu di foto yang kau unggah di social media beberapa bulan lalu.
Kau tidak mengingatkan ku dengan siapa pun tapi kau memberiku inspirasi yang enggan banyak, oleh karena itu saya menuliskan disini iya di hal yang gak penting.
Mengenal mu adalah kesenangan untukku (semoga dia juga), mengagumi dari hati mengungkapkan dalam diam (ini saya). waktu yang kian beranjak maju dan terus maju mungkin merasa bosan dengan setiap hari disuguhi dengan chatingan-chatingan yang luar biasa garingnya, saya tau pada saat itu kamu meninggalkan ku secara berlahan (kaya semut angkut gula).
Baiklah, aku menarik nafasku dan mulai melupakan perkenalan diatas. Ini menyedihkan sekaligus menyebalkan saat selang beberapa minggu dengan sengaja nge-stalk salah satu akun sosmednya, *deg-degan berkolaborasi panasdingin* selamat ya kamu sudah berpacaran... iya pura-pura ngucapin gitu.
Semoga langgeng dunia akhirat dan kapan putus??
Ehhmm... mungkin beberapa bulan udah berlalu saya mendapatimu sedang galau dan gunda tanpa marah (bukan PMS kan?) :D oiya sebelum beberapa bulan saya sudah sedikit berhubungan walaupun kepo-kepo kecil (cuman kecil kok...) sengaja saya lihat status personal massage dia udah single (bukan jomblo) itu bertanda kalau dia sedang tiada pasangan boleh di bilang jomblo lah...
Bergegas kesemangatanku berkobar, mencoba mendekati mencoba memahami, mencoba memasuki pikiran, mencoba menggantikan. oh tapi sayang kehendak saat ini (ingat saat ini, belum nanti) berkata lain, "mungkin bukan dia, bukan dia".
Secara tidak langsung saya susah memahami dan susah dimengerti (namanya juga wanita), belum tau loh kalau secara langsung... :D
Post a Comment for "Cukup Hati"