Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bedebah Ke-emosi-an

Salam malam tanpa secangkir kopi dan gorengan.

Semenjak puasa hari ke tujuh suasana hati dan pikiran tak pernah terlupa kepada dirimu yang aku banggakan (dulu). Yaa... mantan yang ku tinggalkan, bukan hati yang ku tinggalkan tapi fisikku yang melayang tak pernah puas dengan satu saja.
Mengungkap semuanya, beralih ke masalalu yang (bahagia) menurutku dan (tidak bahagia) menurut mantan ku. Salah yang sering ku ulang-ulang menyadarkan ku untuk ingin kembali kepada masalalu yang akan aku bahagiakan si dia. Namun, semua tak sesuai rencana. Rencana bobrok ku sudah tak mempan untuk kembali bersama si dia... Dia sudah menjalin terlalu jauh dengan seorang pacar barunya yang pastinya cowok itu tak sekeren aku. hahaha... Hidup ini kejam ndan!!!

Memohon sudah ku utarakan dan mendatangi kediaman beliau sudah ku turuti untuk menembung (mengomong kepada orang tuanya bahwa saya siap untuk melamar) *emosi belaka kata sahabat ku*
Lebaran 2 hari aku menyambangi rumahnya tanpa di ketahui si doi, betapa bodoh dan nekatnya aku, yang sudah jelas-jelas si doi sudah tak sudi bersama ku lagi. Ini ujian tergalau yang pernah ku miliki.

Setelah semuanya sudah ku utarakan dengan segamblang-gamblangnya dan akhirnya saya merasa lega walaupun di tolaknya mentah-mentah kayak micin tanpa lebel hahal.

Beberapa hari setelah semuanya kacau, saya pun berniat untuk hijrah dari kampung halaman, yaa itung-itung buat bisa ngelupain si doi sambil cari pengalaman yang kudu seberapa. Alhamdulilah saya dapat pekerjaan yang saya banggakan dengan sekaligus ini hobi saya di bidang desain grafis.
Saya diterima menjadi karyawan di salah satu Digital Printing tepatnya di Kota Bandar Lampung (Ibu Kota Lampung Bro).

Cepet move on dan menemukan sang pendamping hati yang takkan ku sia-siakan lagi.
Terima kasih kawan Kawul, Ripin, Japar, Dimas, Kang Nip dan Bonar. Ingat kalian semua tahu tentang aku.

Aku menciptakan kenangan yang takkan kalian rasakan.

Post a Comment for "Bedebah Ke-emosi-an"